MENGUKUR KESADARAN DIRI SENDIRI

MENGUKUR  KESADARAN DIRI SENDIRI 


Sesuai dengan ketentuan Agama Fitrah bahwa setiap penganut agama fitrah maka wajib atau di tuntut untuk memenuhi syarat dan hukum dalam kehidupanya yaitu menyadari, Imanya, Islamnya, dan ihsanya. Tolak ukur kesadaran keyakinan(iman) ini adalah bergantung kepada setiap individu. Hal ini sangat penting karena kekuatan diri seseorang terletak pada keimanan. Jadi Rukun iman terlebih dulu di tetapkan ada dipenuhi dan kemudian disusul dengan niat, ucapan dan perbuatan, ( Rukun Islam). Yang kemudian menghasilkan ahklak yang shaleh (Ihsan). Iman inilah yang dapat mengarahkan jalan tentang kebenaran jalan-jalan yang di tuju atau di tempuh serta di rahmati Allah SWT. ( Jalan Para Wali, Nabi dan Rasul Allah) ( Upayanya juga Hanya dengan berdzikir) 
Perhatikan kesadaran keyakinan diri kita yang terletak didalam hati kita , hati kita adalah tolak ukur kesadaran manusia, dimana manusia yang mengunakan hatinya sebagai awal dalam bertindak maka orang tersebut telah dapat memenangkan hati kecilnya menjadi besar.  Keutamaan pengunaan rasa hati adalah awal kesadaran manusia mendekatan kesadaran fitrah dirinya. hal ini dikarenakan kedudukan hati dalam diri manusia sebagai katalisator gerakan, perbuatan dan penentu atas jalan kebaikan hidupnya. siapapun manusia yang mengedepankan rasa hati sebagai awal bertindak, maka dia sama dengan mendekati fitrahnya sebagai manusia karena( Kodrat Manusia). siapa saja yang dapat melihat segala persoalan hidup dengan hatinya maka hatinya akan semakin tumbuh kuat melihat kenyataan hidup. 
Kesadaran hidup hanya beribadah kepada Allah Tuhan Semesta Alam, tidaklah mudah untuk di dapatkan  oleh seseorang tanpa memperhatikan hal-hal sbb:
   
Pertama adalah mengolah Potensi hati untuk selalu berdzikir. Dengan hati yang berdzikir maka jaminan dari Tuhan Allah SWT , manusia itu akan mendapatkan rasa iman, rasa sabar, rasa iklas, rasa tenang, rasa tentram dalam hidupnya. dan tidak hanya itu manusia yang selalu bergerak  dalam setiap langkahnya bahkan setiap yang di pikirkan atau yang di ingini di barengi dengan dzikir dalam hatinya maka dialah orang yang akan memenagkan peperangan hawa nasfu syaitan yang selalu menggoda dalam lintasan hatinya. akan tetapi dalam hal ini manusia di tuntut  sebuah kesadaran tentang keimanan yang tinggi dalam dirinya. 
Kedua adalah mengolah ilmu pengetahuan yang sudah ada, atau yang sudah di terima adalah semata-mata hanya bersumber dariTuhan Allah, yang mengajari adalah Tuhan Allah, tidak dari yang lain. Semua ilmu pengetahuan dari Dia, kemudian kita pergunakan serta kita manfaatkan. setelah itu semuanya akan diambil kembali kepada Dia pula .
Ketiga adalah menyadari bahwa rizki yang diterima berupa anak, istri, suami, harta dan benda juga turun dari Tuhan Allah.sebagai bukti cinta dan kasih sayangNya kepada kita sebagai hamba. semua Rizki dari Dia kemudian kita pergunakan serta kita manfaatkan. setelah itu semuanya akan diambil kembali kepada Dia pula ..
Leempat adalah segala daya dan upaya dan kekuatan yang ada pada diri kita adalah berasal dari Tuhan Allah, sebagai bukti bahwa kita tidak punya daya dan upaya serta kekuatan tanpa  Dia, karena Dia  Yang Maha mengerakan, dan mengatur kehidupan. 
Dan yang kelima adalah kesadaran   waktu dan keadaan kehidupan dan alam semesta berserta isinya ini semua adalah milikNya,  segala yang hidup dan yang mati adalah atas Kuasanya, dan segala yang terjadi adalah atas segala kehendakNya. 
jadi dengan demikian kita menyadari bahwa kita sebenarnya tidak punya apa-apa, bukan siapa-siapa serta tidak memiliki apa-apa, bahkan tubuh kitapun hakekatnya hanya wadah dan bungkus kita,  kita hanya di proses dalam hidup, kita hanya di jadikan dalam  kehidupan, kita hanya di gerakan, dimatikan, di sempurnakn. maka dari itu kita disebut sebagai hamba Allah. yaitu suatu bentuk  yang di ciptaKan yang disebut sebagai Manusia.  
   Dengan kesadaran secara menyeluruh di atas maka sudah sepantasnya kita manusia mau atau tidak ma,  harus tunduk kepada aturan hidup sebagai manusia yang hanya menjalankan perintah, menjauhi laranganNya, patuh kepadanya, Yakin kepadaNya, serta hanya hidup untuk bermunjat menyembah kepada Tuhan Allah Ta'ala.